![]() |
Bupati tanam padi di Tongauna. Foto (Istimewa) |
Koltim, Koltimnews.com - Harapan masyarakat Desa Tongauna Kecamatan Ueesi khususnya warga transmigrasi untuk dapat bertanama padi, akhirnya terwujud.
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.
Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok. Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah. Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan. Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.
Ini dibuktikan dengan pelaksakanaan tanam perdana padi sawah dalam rangka meningkatkan produksi tanam padi dengan perluasan areal tanam (PAT) di Desa Tongauna, Kamis (1/2/2024). Tanam perdana ini dipimpin Bupati Koltim Abd Azis SH MH, hadir Kepala Seksi Operasi BWS Sulawesi IV Kendari Hartina, sejumlah pimpinan OPD, Kapolsek Uluiowi, dan Ratusan masyarakat sekitar.
”Terimakasih kepada BWS Wilayah IV Kendari dan seluruh pihak yang telah memaksimalkan potensi yang ada. Ibarat Tongauna ini, adalah berkah yang diturunkan apa saja yang ditanam pasti tumbuh. Kami berharap agar areal yang ada ini, untuk dimaksimalkan. Mudah-mudahan hasil produksinya nanti maksimal juga,” harap kosong satu Koltim ini.
Soal infrastruktur jalan yang selama menjadi kendala dan permasalahan selama berpuluh tahun sebutnya, akan menjadi atensi bagi pemerintah untuk terus memaksimalkan infrastruktur jalan ini.
Kami merupaya secepat dan semaksimal mungkin. Kami Pemda akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat, karena hasil panen yang bagus akan maksimal kalau ditunjang dengan kondisi infrastruktur yang bagus juga. Terimakasih kepada Pemerintah Desa Tonguna telah menjadi tuan rumah yang baik,” ucapnya.
Sementara Hartina berharap, semoga nantinya hasil panen di Tongauna akan lebih baik dalam menunjang ekonomi masyarakat. Selain itu, pihaknya berjanji untuk terus membantu perluasan areal persawahan dilokasi ini.
Untuk luasan lahan yang akan ditanami pada penanaman perdana ini sesuai data Dinas Tenaga Keja dan Transmigrasi Koltim, kurang lebih 52 Ha yang semuanya milik warga transmigrasi.
”Terimakasih pak bupati dan jajaran telah mewujudkan impian kami untuk bisa menanam padi di arel trans ini. Semoga ini berkah dan menjadi penopang ekonomi kami disini, ucap salah satu warga transmigrasi Ali.
Dengan dimulainya penanaman padi ini, semakin menambah keyakinan masyarakat Tongauna bahwa soal stok beras bisa diatasi. Sebab, saat musim penghujan 2019 lalu, saat akses jalan terputus total, warga disini kesulitan memperoleh beras.